Minggu, 15 Juli 2012

Ada Batu Penebar Aroma Kopi Segar di Morotai


Batu Kopi ada di pesisir pantai Pulau Posiposi-Rao, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai.

MOROTAI, KOMPAS.com — Kabupaten Pulau Morotai, yang merupakan bagian dari Kepulauan Halmahera Utara, Maluku Utara, menyajikan aneka wisata, dari bahari, sejarah, alam, hingga ke obyek yang dianggap menyimpan misteri, seperti Batu Kopi.

Batu Kopi ada di pesisir pantai Pulau Posiposi-Rao, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai. Di atas batu hidup sejumlah tumbuhan, sementara di bagian bawah terdapat sebuah lubang. Alunan air laut dan pasir putih di sekelilingnya membuat Batu Kopi terlihat menawan. Banyak warga di sana yang berkunjung pada hari libur, termasuk pada akhir minggu. 

Oleh para warga sekitar, Batu Kopi dianggap mengandung misteri. Setiap hari, pada waktu tertentu, batu tersebut menebar aroma kopi segar. Aroma itu bisa terhirup dari jarak 10 meter di sekeliling batu. Oleh karena itu, batu tersebut dinamai Batu Kopi. 

Tak ada yang tahu dari mana asal aroma itu atau mengapa aroma tersebut muncul. Padahal, kalau disimak, di sana tidak tumbuh pohon kopi atau pohon yang bisa mengeluarkan aroma kopi segar. Batu itu pun berupa batu karang yang tak menebar aroma tersebut. Tak heran jika para warga sekitar menganggap batu itu menyimpan misteri. 

Aroma kopi segar tersebut hanya bisa tercium pada pagi, pukul 08.00-10.00, dan sore, pukul 15.00-17.00, waktu setempat. Namun, menurut seorang warga sekitar, kendati sudah berada di dekat batu tersebut pada waktu itu, Anda belum tentu bisa mencium aroma kopi tersebut. Ada syarat lain yang harus Anda penuhi, yaitu tenang, tidak berisik. "Walaupun kita berkunjung pada waktu yang sudah ditentukan itu, kalau kita membuat keributan di sekitarnya, pasti kita tidak dapat mencium aroma kopinya," terang Wisnu, warga sekitar, Sabtu (14/7/2012). 

Menurut Wisnu lagi, dari setiap rombongan pengunjung yang mencakup lebih dari tiga orang, tak semua orang dalam rombongan bisa mencium aroma kopi tersebut. "Kalau ada banyak orang begitu, pasti satu atau dua orang tidak bisa mencium dan itu sudah banyak terjadi," terangnya lagi. 

Batu Kopi dikunjungi oleh lebih banyak wisatawan lokal. Bisa jadi itu karena di sana tidak ada fasilitas pendukung wisata.  

Dari Batu Kopi, para wisatawan berjalan kaki kira-kira 500 meter menyusur sungai yang bermuara ke laut untuk menikmati sebuah air terjun. Jalan menuju air terjun itu masih alami, lengkap dengan hutannya, cocok bagi orang yang suka bertualang. 

Di air terjun itu, Anda bisa berendam di bawah siraman air yang terasa dingin. Kawasan sekitarnya juga cocok untuk berkemah.

sumber: kompas

0 komentar:

Posting Komentar